was successfully added to your cart.

Memanfaatkan Potensi Anak Buah demi Kemajuan Pribadi: Ethis-Tidak Ethis?

Ibarat sutradara film yang perlu memutar otak untuk mengerahkan para aktris agar dapat menjiwai peran mereka secara optimal, seorang atasan di perusahaan memiliki fungsi yang kurang lebih sama. Sutradara membutuhkan pemeran utama, pemeran pembantu yang akan diarahkan sesuai skenario, termasuk pemeran figuran, yang meskipun kontribusinya kecil, akan menentukan keberhasilan sebuah karya film. Sebagai atasan, Anda juga memiliki satu pasukan yang perlu Anda arahkan dan kerahkan dengan baik. Staf senior maupun staf junior, staf permanen, temporer maupun freelancer, semuanya ada di bawah kendali Anda, perlu pengarahan dan pemanfaatan yang tepat.



Seorang sutradara dikatakan sukses, bila karyanya dipuji oleh para kritisi film, meraih penghargaan bergengsi, bahkan berhasil meraih box office. Sebagai atasan di perusahaan, Anda pun dapat dikatakan sukses bila mendapat pujian dari pimpinan Anda, mendapatkan evaluasi yang baik atas performa kerja Anda, bahkan mendapatkan promosi. Bermodalkan tim kerja yang Anda miliki dan pasukan anak buah yang ada di bawah kendali Anda, ethiskah bila Anda mengandalkan kemampuan mereka untuk kemajuan Anda? Bukankah bila Anda mampu memanfaatkan mereka sampai titik maksimal mereka, seharusnya mereka juga merasa tertantang?



Mari kita tilik bersama, seberapa jauh Anda berhak memanfaatkan potensi Anak buah Anda dan mengerahkannya demi kemajuan Anda. Dalam upaya memainkan peranan Anak buah sebagai aset yang tidak ternilai harganya, mana yang ethis, mana yang tidak ethis?



Pertama-tama, identifikasikan kembali satu demi satu, kekuatan di jajaran anak buah Anda. Selalu ada individu-individu istimewa yang memiliki profil khusus. Amati dengan jeli, apakah ....



Seorang INOVATOR ulung masuk dalam tim kerja Anda?


Selamat bila Anda memilikinya! Kreativitas dan orisinalitas yang dimilikinya akan sangat memudahkan Anda dalam mendapatkan ide-ide kreatif pada proyek yang sedang Anda tangani. Dengan menggunakan imajinasinya, si Inovator ulung ini seringkali berhasil mendapatkan gagasan cemerlang, sejalan dengan cara kerjanya yang kontemporer dan mengesankan.



Sebagai atasan, Anda dipandang ethis, bila ...


· memanfaatkannya untuk menghasilkan usulan-usulan baru dan menyelesaikan masalah-masalah yang kompleks


· memanfaatkan kepandaiannya pada tahap awal suatu proyek, atau pada saat kemajuan proyek yang sedang Anda tangani tampak tersendat


· meminta bantuannya untuk membuahkan ide segar atas produk maupun jasa baru bagi tim Anda.



Sebagai atasan, Anda dipandang tidak ethis, bila ....


· mengaku-aku ke pimpinan Anda bahwa gagasan cemerlang dari Anak buah Anda tersebut adalah murni ide Anda.


· Mengacuhkan pengembangan diri si anak buah. Anda memberikan tuntutan tinggi kepada si Inovator untuk terus menghasilkan gagasan dan produk baru, namun segan mengarahkannya untuk meningkatkan kompetensi lain yang juga esensial bagi kemajuan karirnya. Dalam kondisi yang ekstrim, ia dapat merasa jenuh, dan tidak menampilkan performa kerja yang baik, sehingga Anda tidak lagi memberi kepercayaan kepadanya. Ibarat habis manis sepah dibuang.



Ethisnya, yang Anda lakukan sebagai atasan adalah:


· Membantu si Inovator untuk meningkatkan komunikasi interpersonal dengan tim kerja yang lain, sehingga gagasannya lebih mudah diterima, ia pun akan mendapatkan umpan balik dari banyak pihak. Biasanya si Inovator lemah dalam mengkomunikasikan gagasan cemerlangnya kepada orang lain yang lebih awam. Tanggung jawab Anda untuk mengembangkan kompetensi tersebut pada dirinya.


· Mengarahkannya agar lebih mampu menentaskan gagasan yang praktikal dan realistis, karena biasanya walaupun cemerlang, gagasan mereka kurang ’membumi’. Ajak mereka untuk exercise dan berani melakukan ’polesan akhir’ atas buah pikiran mereka.


· Menyampaikan kepada Pimpinan Anda bahwa ide kreatif yang didapat merupakan hasil diskusi dan riset yang matang dari Anda dan tim kerja Anda, diawali dari ide si Inovator sebagai kontributor utama. Pujikan prestasi Anak buah Anda tersebut secara proporsional. Pimpinan akan tetap menghargai kredibilitas Anda, karena sudah menjadi proses yang lazim, syarat suatu ide baru dapat diaplikasikan dengan optimal, diperlukan serangkaian riset dan diskusi mendalam oleh seluruh tim kerja. Peranan Anda sebagai pemimpin tim juga menentukan keberhasilan munculnya gagasan cemerlang dari Anak buah anda, si Inovator.



Bagaimana bila ada seorang ANALIS handal di antara anak buah Anda?


Lagi-lagi Anda beruntung! Dengan kehadiran seorang analis sebagai anak buah Anda, maka akan jarang terjadi kesalahan fatal pada hasil kerja Anda. Si analis akan banyak membantu mempertimbangkan banyak faktor, sangat berhati-hat. Dengan bantuan si analis melalui cara berpikirnya yang kritis, proyek-proyek yang Anda tangani akan menghasilkan produk yang akurat serta dapat menjawab kebutuhan banyak pihak.



Sebagai atasan, Anda dipandang ethis, bila ...


· mengarahkan anak buah Anda, si Analis, untuk aktif menganalisa masalah dan mengevaluasi setiap gagasan dan saran yang dilontarkan tim, demi keberhasilan pencapaian tugas bersama.


· mengoptimalkan si Analis untuk membuat perbandingan mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bila suatu prosedur kerja akan dijalankan, supaya hasil kerja yang diinginkan benar-benar sesuai target kerja yang ditetapkan



Sebagai atasan, Anda dipandang tidak ethis, bila ....


· memutar balik fakta. Saat Anda didesak untuk bekerja lebih cepat oleh pimpinan, Anda mengeluhkan bahwa kendala terbesar saat ini ada pada anak buah Anda, si Analis, yang dalam setiap proses kerja cenderung terlalu kaku dalam berpikir dan juga hypercritical. Faktanya, bila Anda memiliki manajemen waktu yang baik, maka cara kerja yang cenderung lambat ini seharusnya sudah diantisipasi sejak awal. Demi nama baik Anda, anda menyalahkan anak buah Anda.


· Anda tidak merekomendasikan si Analis sebagai kandidat manajer di jenjang karir selanjutnya. Dengan enteng Anda mencap si Analis ini tidak akan mampu menduduki posisi manajer, karena mereka lebih terbiasa terpaku pada prosedur teknis pekerjaan, bukan pada aspek manajerial maupun interpersonal.




Ethisnya, yang Anda lakukan sebagai atasan adalah:


· Saat Anda didesak oleh pimpinan agar proses kerja lebih cepat, beri pengertian bahwa anak buah Anda, si Analis memang sangat seksama dalam membedah kelebihan dan kekurangan setiap langkah yang akan diambil, demi hasil kerja yang terbaik. Selanjutnya yakinkan pimpinan Anda bahwa Anda akan mengakomodasi segala hal yang diperlukan agar proses kerja dapat lebih cepat tanpa menurunkan kualitas kerja. Tetapkan meeting untuk melakukan penjadwalan kerja kembali.


· Pancing si Analis untuk juga piawai dalam menangani issue-issue interpersonal di tim kerja, dan latih mereka untuk memiliki ketrampilan manajerial yang baik. Biasanya anak buah Analis ini hanya berminat pada issue yang sedang dibebankan kepada mereka untuk ditelaah, mengabaikan topik-topik lain yang lebih sederhana yang dianggap tidak relevan. Tugas Anda untuk mengingatkan mereka agar tidak lemah di aspek lain yang nampaknya remeh namun penting, agar karir mereka tidak terhambat nantinya. Tentunya anda akan mendapat poin istimewa dari pimpinan Anda, sekiranya melalui proses coaching yang Anda lakukan, anak buah Anda tersebut dianggap potensial sebagai calon manajer handal.



Benarkah ada seorang Pencari Sumber (Outsourcer) di bawah kendali Anda?


Alangkah nikmatnya! Tanpa harus bersusah payah, Anda dapat mengandalkan bantuan anak buah Anda, si Pencari Sumber, untuk mendapatkan sumber apa saja yang dibutuhkan bagi keberhasilan suatu proyek. Berbekal sifat antusias dan karakter yang ekstrovert, Pencari Sumber adalah negosiator yang baik dan cenderung mahir mencari peluang baru. Ia juga sangat luwes dalam membina kontak dengan banyak pihak. Aksesnya yang luas ke seluruh kalangan memungkinkan si Pencari Sumber mendapatkan informasi berharga yang Anda perlukan.



Sebagai atasan, Anda dipandang ethis, bila ...


· memanfaatkan anak buah Anda, si Pencari Sumber, untuk aktif menggali tanggapan atas hasil kerja tim Anda, dari sumber-sumber yang ada di luar kelompok kerja Anda dan melaporkannya kembali kepada Anda


· mengoptimalkan si Pencari Sumber untuk menciptakan dan membina kontak personal dengan pihak eksternal, demi kesuksesan lobi dan bernegosiasi, sesuai target kerja yang diinginkan.



Sebagai atasan, Anda dipandang tidak ethis, bila ....


· meminta anak buah Anda melakukan outsourcing demi kepentingan pribadi Anda. Network yang anak buah Anda miliki, informasi yang ia dapatkan, ternyata Anda gunakan untuk peluang keberhasilan side job Anda, atau untuk mencari peluang kerja yang lain. Melalui keluwesan kerja si Pencari Sumber, Anda memetik hasill kerjanya demi manfaat Anda pribadi.


· lebih parah lagi, bila Anda meminta anak buah Anda merahasiakan informasi penting dan network yang telah didapat, agar tidak diinformasikan kepada pihak lain yang berkepentingan di perusahaan Anda.


· Tidak memberikan semangat atau penghargaan yang layak atas jerih payah yang dilakukan, sehingga antusiasme si Pencari sumber menjadi surut. Adanya penurunan moral kerja di tim kerja Anda tentunya secara tidak langsung juga akan berpengaruh pada performa Anda.



Ethisnya, yang Anda lakukan sebagai atasan adalah:


· Segera memberi reward atas upaya yang telah dilakukan, sesuai wewenang Anda. Banyak cara menghargai hasil kerja si Pencari Sumber, tidak melulu harus berupa materi. Beri dia pujian, kenalkan dia dengan kolega Anda yang prestigious, rekomendasikan kepiawaian kerjanya kepada pimpinan Anda. Semua ini akan meningkatkan antusiasme kerja dan rasa respeknya terhadap Anda. Hal ini juga akan menumbuhkan iklim kerja positif di tempat Anda.


· Selalu katakan kepada si Pencari Sumber, apa tujuan yang akan dicapai dari semua usaha outsource yang ia lakukan. Segera akomodasikan sumber-sumber yang telah diperoleh kepada pihak yang membutuhkan dan katakan kepadanya bahwa Anda telah menindaklanjuti hasil kerjanya, sesuai tujuan semula. Katakan secara jujur apresiasi pihak lain, bila memang ada pujian yang ditujukan pada anak buah Anda tersebut.


· Pastikan kepada anak buah Anda bahwa Anda tidak menyalahgunakan sumber-sumber yang telah ia peroleh, demi kepentingan Anda pribadi. Demi menghindari conflict of interest, lakukanlah melalui perjuangan Anda sendiri untuk mendapatkan sumber-sumber lain yang diperlukan, sekiranya itu untuk kepentingan pribadi Anda, yang tidak berkaitan langsung dengan kepentingan perusahaan. Tentunya hal ini tetap Anda lakukan tanpa menyimpang dari aturan perusahaan Anda.



Banyak cara untuk mendapatkan kemajuan di tempat kerja. Kesuksesan Anda dalam berkarir juga sangat ditentukan oleh bagaimana Anda mampu mendorong anak buah dan tim untuk berprestasi. Manfaatkan potensi yang mereka miliki secara ethis. Hargai kesuksesan mereka sebagai buah pikiran dan kerja keras mereka. Pada akhirnya akan terbukti, bahwa kepandaian manajerial dan jiwa kepemimpinan Anda juga merupakan kontribusi penting yang menentukan kesuksesan Anda dan tim Anda.



Melalui cara-cara yang ethis, maka ibarat sambil menyelam minum air, karir Anda akan meningkat, respek dari anak buah juga anda peroleh. Selamat menjadi Atasan yang cerdas dan bijaksana!


For further information, please contact marketing@experd.com