was successfully added to your cart.

GAMIFICATION : BELAJAR MELALUI PERMAINAN

GAMIFICATION : BELAJAR MELALUI PERMAINAN

SEPERTI ungkapan lama: “A spoonful of sugar helps the medicine go down”, bagi kita yang sudah lulus dari bangku kuliah, lepas dari perjalanan panjang untuk bergadang membaca handbook, jurnal untuk mengikuti ujian dan sukses memasuki dunia kerja, kegiatan belajar memang memerlukan pemanis atau sesuatu yang membuat kita lebih bersemangat.

Kita tahu bahwa banyak sekali orang dewasa yang masih menikmati membaca, menonton, bahkan berkunjung ke Disneyland yang sebetulnya dasarnya adalah permainan. Berapa banyak dari kita yang bahkan seperti ketagihan bermain game-game seperti Candy Crush, Lumosity yang menuntut kemampuan memutar otak yang cukup kompleks. Singkatnya, kegiatan bermain memang tak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, bahkan dinikmati dan dianggap sebagai sarana relaksasi. 

Pada dekade akhir ini, tumbuh keyakinan dan juga banyak hasil riset yang membuktikan bahwa pelatihan yang berbasis permainan lebih efektif daripada pelatihan mana pun. Sebuah penelitian mengatakan bahwa pelatihan yang menggunakan metoda gamification ini menghasilkan peningkatan 20 persen pada kepercayaan diri, 11 persen pengetahuan konseptual, 90 persen pada retensi materi pembelajaran, 20 persen pengetahuan praktis dan 30 persen penyelesaian tugas. Dengan gamification ini, state of mind yang positif tetap terjaga, sementara kita bisa mendapatkan perhatian dan resolusi dari para peserta pelatihan dengan lebih utuh. Pelajaran yang didapat melalui gamification ini juga cenderung bertahan lebih lama mengingat mereka tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga melakukannya sendiri sehingga membentuk A-ha experience nya sendiri.

Jadi, dengan berkembangnya sikap mental milenial, yang memang sudah tidak betah duduk di dalam ruangan kelas pelatihan, gamification adalah jalan keluar yang paling tepat. Banyak orang mengira bahwa gamification adalah sesuatu yang sulit dilakukan karena membutuhkan peralatan yang rumit. Padahal, bila kita kuat dan paham terhadap benang merah pelatihan, isi dari materi, serta tujuan pembelajaran yang ingin diraih, dengan mudah kita dapat mencari ide alternatif tentang bagaimana penyampaian ini dapat diterjemahkan dalam bentuk simulasi atau permainan.

Keuntungan dari gamification ini adalah juga pada kemampuannya untuk merangsang 3 aspek reseptif peserta pelatihan, yaitu aspek auditif  melalui bunyi-bunyian, visual melalui gambar - gambar dan juga aspek kinestetik yang paling kuat dalam menanamkan pemahaman di mana peserta bisa aktif bermain, berlomba, dan terlibat secara emosional karena mereka bekerja dalam tim, berkompetisi, dan mengambil risiko. Beberapa peserta yang sudah mengalami gamification ini banyak yang masih bisa mengingat dengan jelas dinamika di dalam permainan tersebut, dan bahkan masih penasaran untuk mengulanginya kembali agar mereka bisa memperbaiki kesalahan yang pernah mereka lakukan. Di sinilah tantangan selanjutnya bagi para pencipta gamification ini, bagaimana mereka bisa menterjemahkan agenda pelajaran ke dalam beragam aspek permainan ini.

“Adult learners”

Alotnya keberhasilan pelatihan di perusahaan memang disebabkan karena pembelajaran orang dewasa yang cukup berbeda dengan pembelajaran mereka yang masih di bangku sekolah. Orang dewasa pasti sudah memiliki berbagai pengalaman dan bacaan mengenai bagaimana mengambil keputusan sampai pada kesulitan dalam mengimplementasikan suatu teori dalam kondisi riil dengan beragam dinamikanya. Ini tentunya berbeda dengan seorang anak yang isi pikirannya masih bagaikan kertas putih.

Inilah sebabnya, gaming merupakan alternatif pembelajaran yang sangat perlu diperhitungkan, karena di sana mereka bisa langsung melakukan simulasi dalam situasi yang dibuat seperti nyata dan mereka dapat mencoba berbagai cara untuk menemukan solusi pemecahan masalah terbaik. Salah satu alasan mengapa gamification ini bisa lebih mempan dalam proses pembelajaran adalah karena gametetap lebih dinamis, lebih menempel di memori, memberi kepuasan dan motivasi, dan juga terukur kemajuan dan hasilnya. Selain itu, dalam gamification para peserta pelatihan dapat melihat big picture dari situasi dengan lebih jelas, sehingga peserta bisa mendapatkan insight yang bisa diwujudkan dalam action pada situasi riil di tempat kerja.    

Efektifitas “gamification”

Tidak semua permainan dalam pelatihan bisa membawa pemahaman yang baik. Kita sering menyaksikan betapa peserta menikmati permainan yang ada, namun kemudian tidak merubah apapun ketika mereka kembali di tempat kerja. 

Gamification akan efektif bila dirancang dan memenuhi persyaratan tertentu.  Pertama, konteks pembelajaran haruslah jelas. Jadi, instruksi, aturan main, aturan kelompok, perlu dirancang secara mendetil, sehingga memungkinkan peserta mendapatkan big picture dengan mudah. Selain itu, dalam gamification juga perlu diciptakan pain points, di mana hambatan bahkan kegagalan bisa terjadi dan mendorong peserta untuk mencari jalan keluar yang nantinya bisa mereka analogikan dengan situasi riil. Dalam gamification yang baik, kita perlu memvariasikan sumberdaya, karena dalam kehidupan bekerja seringkali kita juga tidak menyadari ketersediaan sumber daya dan tidak memanfaatkannya secara maksimal.

Dalam kondisi VUCA sekarang, setiap individu perlu menyadari adanya disrupsi, perubahan mendadak dan tak jelas, hal-hal yang tidak terdugapun perlu di perkenalkan dalam permainan ini. Di sanalah kita bisa bersimulasi mengenai reaksi-reaksi kita yang biasanya sudah bernyaman di comfort zone dan digebrak oleh adanya kenyataan baru yang mengejutkan. Perlu diingat, walaupun dalam gamification kita selalu menggunakan scoring untuk memotret kemajuan dan ketepatan strategi yang disusun, namun perlu kita ingat bahwa fokus utamanya terletak pada proses bukan hasilnya semata. Dalam proses ini pasti juga engagement dan motivasi peserta akan terpengaruh dengan sendirinya, sehingga action plan yang mereka buat bukan hanya sekedar bagus di atas kertas. “Gamification encourages students to perform an action”

Dimuat dalam harian Kompas, 21 April 2018

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi marketing@experd.com