Dear Experd,
Saya punya 2 pertanyaan untuk Experd :
1) Saya wanita, 36 tahun dan belum menikah. Kadang saya mendapat pertanyaan menyangkut masalah pribadi, misalnya : mengapa saya belum menikah. Saya berusaha menjawabnya dengan jujur, tetapi pertanyaan itu selalu saja muncul dan membuat saya bosan. Bagaimana cara menjawab yang singkat, jelas, dan tidak menimbulkan pertanyaan lagi atas jawaban saya ?
2) Bagaimana mengatasi masalah ketidakkonsistenan management mengenai masalah kontrak kerja ? Dalam wawancara dan tercantum dalam kontrak kerja gaji saya akan dinaikkan pada bulan ke-4 tanpa kecuali. Tetapi kenyataannya tidak. Ketika saya tanyakan, jawabannya " This is our company policy, if you don''t agree you can go out ". Bagaimana saya menyikapinya ?
Mohon bantuan EXPERD untuk menjawabnya.
Thank''s a lot and regards,
Dear JJ,
Pertanyaan mengenai pernikahan memang kerap mengganggu individu-individu yang belum juga berkeluarga padahal secara usia sebenarnya sudah mencukupi. Mereka yang bertanya bisa jadi karena perhatian dan memiliki keinginan untuk melihat sahabat atau sanak keluarga yang dicintainya itu bisa cepat menemukan pasangan hidupnya. Namun kadangkala ada juga yang bertanya sekedar iseng saja atau bermaksud menggoda. Kita sulit untuk mencegah orang lain agar tidak mengajukan pertanyaan tersebut kepada kita. Tindakan yang dilakukan oleh JJ sudah benar dalam arti JJ berusaha menjawab dengan jujur. Kejengahan JJ untuk menjawab pertanyaan mengenai pernikahan bisa dikarenakan JJ sendiri merasa kurang nyaman dengan kondisi yang ada. Untuk itu JJ perlu jujur terlebih dahulu kepada diri sendiri. Apakah JJ belum menikah karena belum menemukan pasangan yang cocok, sehingga ketika ditanya mengapa belum menikah bisa saja sekalian dijawab dengan minta dicarikan pasangan; atau JJ belum menikah karena merasa belum siap untuk membentuk sebuah keluarga. Kesiapan menikah tidak selamanya bergantung pada faktor usia, namun juga terkait dengan faktor-faktor lainnya yang lebih mengarah kepada kesiapan mental. Atau memang panggilan hidup JJ tidak untuk menikah. Hal-hal ini bisa dipertanyakan kepada diri sendiri sehingga ketika ada yang bertanya JJ bisa menjawab dengan lebih rileks dan apa adanya. Mereka yang bertanya kadang merasa bahwa itu adalah pertanyaan yang biasa saja, lupa bahwa yang ditanya sudah seringkali diajukan pertanyaan serupa yang membuatnya menjadi bosan.
Untuk masalah ketidakkonsistenan management mengenai masalah kontrak kerja, tampaknya bahwa perusahaan tempat JJ bekerja sekarang memiliki prinsip bahwa karyawanlah yang membutuhkan perusahaan sehingga perusahaan bisa bertindak semaunya. Perusahaa lupa bahwa karyawan adalah aset perusahaan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, karena perusahaan yang tidak memiliki karyawan yang berkualitas akan sulit untuk bertahan lama. Sebagai karyawan, tugas kita adalah untuk bekerja sebaik-baiknya dan menunjukkan prestasi kepada perusahaan sehingga perusahaan akan berpikir dua kali sebelum bertindak semena-mena. Perusahaan tentu akan merasa rugi jika ia kehilangan karyawan yang baik; sebaliknya perusahaan tidak segan untuk kehilangan karyawan yang kurang potensial dan dirasa sebagai beban perusahaan.
Menyikapi masalah ini, JJ dapat berbicara kepada management bukan sekedar hak JJ untuk menerima kenaikkan gaji, tetapi juga menunjukkan berbagai prestasi kerja JJ selama di perusahaan itu. Jika memang JJ sudah menunjukkan hasil kerja yang baik namun perusahaan tidak menghargainya, akan banyak perusahaan lain yang dapat lebih menghargai karyawan yang berkualitas.
Selamat bernegosiasi...!!
Konsultasi Lainnya