was successfully added to your cart.

Menekuni Hobi Sebagai Pekerjaan


Setiap orang punya hobi. Dan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan hobi ini memang mengasyikkan. Gak pernah ada bosannya. Yang hobi otomotif, bisa berjam-jam ngulik mobil dan ngendon di bengkel. Yang hobi membaca bisa rela berjam-jam menghabiskan sebuah buku. Yang hobi musik dan menyanyi, rela ‘puasa’ supaya bisa selalu membeli kaset dan CD terbaru.



Bagi yang bekerja, hobi bisa jadi sarana untuk mengurangi stress atau sekedar untuk refresh dari rutinitas kerja. Asyiknya lagi, sekarang hobi bisa membawa kita ke komunitas sosial yang lebih luas. Lihat saja, sekarang ini banyak mailing list untuk orang-orang yang sehobi: milist pecinta buku, milist pecinta nonton, milist kebugaran dan kesehatan, milist otomotif, dan sebagainya. Tapi, yang paling asyik tentunya, adalah kalau hobi bisa mendatangkan uang!



Hobi yang akhirnya mendatangkan uang memang bukan cerita baru. Banyak contoh kasus kesuksesan besar yang berawal dari hobi. Yang paling sederhana adalah penyanyi. Dengan menekuni hobi menyanyi, bisa membawa seseorang ke ketenaran, lihat saja para akademia fantasi indosiar (AFI) yang dari sekedar hobi menyanyi sampai jadi digandrungi. Fira Basuki yang hobi menulis dan akhirnya produktif mengeluarkan beberapa novel. Rudi Khoirudin yang hobi memasaknya menjadikannya popular di bidang kuliner. Atau yang paling dahsyat seperti Bill Gates, si bapak Microsoft, yang hobi ngulik komputernya membawanya menjadi tersohor.



Namun, meski contoh sukses bisnis yang berawal dari hobi gak sedikit jumlahnya, tetap saja kita masih enggan untuk menekuni hobi sebagai pekerjaan. “Gak tau bagaimana caranya”, begitu sebagian teman-teman saya berujar.



Kalau ingat jaman kecil dulu, sebetulnya cenderungan seseorang untuk menjadikan hobi sebagai penambah uang jajan cukup besar. Waktu masih jamannya kirim ucapan lebaran pakai kartu (bukan lewat email, atau sms), kakak saya (waktu itu masih SMP) termasuk pekerjaan musiman yang kerap ‘kaya mendadak’. Jiwa artistic dan keterampilannya melipat-lipat kertas, bisa menghasilkan ratusan kartu lebaran, yang laku terjual di kalangan temen2 sekolah, tetangga, dan saudara-saudara. Awalnya Cuma hobi, gak diniatin untuk dijual. Tapi berhubung banyak pesanan, ya, dilakonin.



Saya, yang hobi membaca, lalu bergabung bersama teman-teman, anak tetangga, untuk membuka perpustakaan kecil di rumah (yang akhirnya tutup karena berangsur-angsur bukunya raib, tak dikembalikan). Sahabat saya, yang hobi nonton, membuka penyewaan video di rumahnya. Adik saya, dengan hobinya merangkai manik-manik, akhirnya menerima pesanan membludak dari teman-temannya untuk dibuatkan kalung, gelang dan asesoris lainnya. Namun, yang umum terjadi, begitu beranjak dewasa, ketika punya kerja rutin/kerja kantoran terlihat lebih keren, hobi pun tersisih jadi aktivitas untuk kesenangan pribadi saja.



Bukannya gak kepengen menjadikan hobi sebagai pekerjaan, tapi gak tau bagaimana caranya.” Begitu sebagian teman berujar. Belajar dari mereka yang berhasil membawa hobi sebagai pekerjaan, ada beberapa hal yang bisa anda simak, coba --dan terapkan:




  1. Asah.

Sekedar senang, sekedar bisa dan sekedar tahu saja belum cukup. Hobi yang anda miliki harus di ASAH, supaya anda menjadi lebih ahli di bidang tersebut dibandingkan orang lain. Hal ini merupakan nasihat bisnis yang klasik,” Become an expert in the field, THEN start a business in it. Jadi, lakukan berbagai cara untuk mengasah hobi Anda. Investasikan waktu, dana dan upaya untuk training, browsing web, mengikuti perkembangan tren. membeli buku atau peralatan yang memadai, dan lain-lain.




  1. Semangat dan Antusiasme

Jika anda tidak menikmati apa yang sedang dilakukan, jangan harap bisa melakukan dan mendapatkan hasil yang terbaik. Jadi, bagi anda yang ingin menekuni hobi sebagai pekerjaan, sebenarnya sebuah modal penting sudah ada di tangan, yaitu Passion. Seperti telah disinggung sebelumnya, hobi kadang bisa membuat kita lupa waktu karena passion yang kita miliki untuk kegiatan tersebut. Namun, saat hobi bergerak menuju bisnis, tantangan lain di luar aktivitas hobi juga akan muncul, jadi jaga selalu semangat dan antusiasme anda dalam setiap langkah yang anda ambil. Pastikan anda menjaga komitmen dan konsistensi.




  1. Belajar Manajemen

Untuk meningkatkan keberhasilan nyelup ke dalam bisnis, tidak bisa dilakukan sendirian, ada beberapa fungsi dasar yang perlu anda pelajari. Setidaknya Anda perlu kenal beberapa prinsip manajemen, misalnya manajemen pemasaran, modal dan keuangan. Bisa anda mulai dengan buku-buku sederhana, atau bertanya pada teman yang punya background atau pengetahuan tentang Manajemen.




  1. Kesenangan versus keuntungan

Saat memulai, tekankan lebih pada kesenangan dan bukan pada keuntungan. Ini menjadikan anda lebih rileks, bila misalnya tidak segala hal berjalan sesuai rencana anda. Tapi, tidak boleh terlena dan pasif. Tetap kejar informasi yang anda perlukan untuk merubah sekedar kesenangan menjadi keuntungan




  1. Bukan ‘One man show’!

Teringat dulu saat kakak saya berbisnis kartu lebaran, saya dan adik-adik direkrutlah sebagai ‘tenaga pemasaran’, sehingga jumlah orang yang tahu tentang produksi kartu kakak saya semakin luas, tujuan akhirnya tentu saja pembeli yang lebih banyak. Sementara hobi sah-sah saja dinikmati sendirian, hal seperti ini tidak bisa dilakukan dalam pekerjaan. Rangkullah teman atau orang-orang di sekitar anda yang punya passion yang sama, orang yang percaya bahwa hobi anda bisa ‘dijual’. Pada tahap tertentu di mana bisnis berkembang, anda bisa mulai berpilkir untuk melibatkan ‘The Pro’, yaitu orang yang memang professional untuk bidang-bidang yang anda butuhkan, misal untuk Marketing/sales, untuk manajemen keuangan maupun sdm.



Menekuni hobi sebagai pekerjaan memang gampang-gampang susah. Jika hobi dimotori oleh passion, minat dan bakat seseorang sehingga relatif tidak mengenal pasang surut yang terlalu tajam. Tidak demikian halnya dengan bisnis atau pekerjaan. Kesuksesan bisnis atau pekerjaan akan banyak dipengaruhi pula oleh: Jiwa dan keterampilan wirausaha, ketersediaan modal, peluang ekonomi, dan juga: luck.



Berikut tips untuk Anda perhatikan pula:



Modal


Sederhananya, modal adalah sama dengan uang. Studi menunjukkan bahwa ketidaktersediaan modal adalah penyebab umum sebuah bisnis kecil mengalami ketidakberhasilan. Oleh karenanya, analisalah kebutuhan akan modal yang diperlukan sebelum memulai bisnis anda.



Peluang ekonomi


Telitilah dalam menilai dan membaca soal peluang ekonomi yang mendukung atau tidak mendukung anda untuk membawa hobi ke hal yang lebih serius seperti bisnis. Sebuah faktor yang paling dekat adalah daya beli masyarakat.



Luck!


Kadang hidup memang tidak selalu berjalan seperti apa yang kita rencanakan. Walaupun Anda telah memiliki semua hal yang disebutkan di atas, tidak selamanya menjamin bahwa keberhasilan pasti ada ditangan anda. Jadi, tugas kita adalah berjuang, bukan sekedar untuk meraih sukses, namun untuk melakukan yang terbaik.



Jadi, selamat bekerja keras, lakukan yang terbaik, dan serahkan sisanya kepada Yang Maha Kuasa.

For further information, please contact marketing@experd.com